Pusaka Ambalan
Pusaka di sini bukan berarti benda magis yang mempunyai kekuatan tertentu sehingga harus disembah atau di perilaku khusus. Pusaka ambalan Adalah berupa benda penuh arti dan makna yang merupakan lambang kehormatan Ambalan. Pusaka Ambalan biasa digunakan untuk kegiatan adat ambalan, misalnya mengawali musyawarah ambalan atau upacara adat ambalan.
Adapun tujuan kelengkapan ambalan adalah untuk memberi dorongan semangat dan kebanggan kepada para penegak agar berkembang daya cipta dan keaktifannya dalam melaksanakan kegiatan serta mewarisi dan meneruskan jiwa dan semangat kepahlawanan. Di samping itu juga dapat melatih disiplin, giat belajar, berlatih, bekerja dan berbakti yang dari pribadinya dalam mencapai cita-cita.
Pusaka Ambalan adalah suatu lambang yang diwujudkan dalam bentuk benda, dapat berupa senjata/pusaka kebanggaan yang bermakna positif, dipilih melalui musyawarah dan memiliki arti kiasan.
Tujuan adanya Pusaka Ambalan adalah :
1. Mendorong daya kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari bagi para anggotanya.
2. Mendorong semangat dalam berbakti, berlatih dan bekerja.
3. Memiliki jiwa kebanggaan dan kebersamaan sesama anggota.
4. Mendorong untuk bertindak disiplin, patuh dan dapat mencerminkan kehidupan dalam bermasyarakat yang berbudaya dan maju.
Jenis Pusaka ambalan dapat dipilih berupa : tombak, selendang, keris, panah,
senjata pelindung, kapak, blangkon, bambu runcing atau lainnya yang memiliki latar belakang yang bernilai positif.
Misalnya dipilih, Senjata ‘Cakra’ sebuah senjata jenis panah yang diambil dari dunia pewayangan. Senjata ini dianggap senjata yang paling ampuh dan selalu tepat sasaran. Pusaka Cakra ini akan terus melesat dengan cepat dan tidak akan berhenti sebelum tujuan atau sasaran tercapai. Hal ini dapat mencerminkan bahwa Ambalan tersebut memiliki cita-cita yang tinggi dan mulia, selalu bersemangat dalam mencapai tujuannnya.
Tata cara penggunaan Pusaka Ambalan disesuaikan dengan keinginan dan adat ambalan dan diatur oleh Ambalan sendiri, tidak diperkenankan menggunakan ritual gaib atau ritual yang bertentangan dengan agama atau kepercayaan tertentu.
Contoh Pusaka Ambalan
Contoh Filosofi Pusaka ambalan
Filosofi
Pusaka Ambalan
Cakra
Baswara
Nun,
di arena Kurukasetra tampak ribuan manusia menggelepar. Mereka serempak
batuk-batuk sambil memegang dada yg panas & kepala yg tiba-tiba menjadi
pusing, lalu ambruk di tanah.
Prabu
Salya tersenyum menyaksikan kejadian yg mengerikan itu. Tujuannya adalah
menunggu lawan seimbang yg akan dimajukan oleh pihak Pandawa. Pun, ajian
pamungkasnya itu dikeluarkan semata-mata untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Dia
tahu bahwa ajian Candrabirawa miliknya itu tentu ada yg bisa menangkalnya,
namun dia tak tahu siapa yg dapat
menanggulanginya.
Di
seberang lautan manusia yg sedang berperang itu, dengan pandangan batinnya yg
tajam, Kresna menyaksikan betapa mengerikan ajian Candrabirawa yg semakin lama
terus membelah diri dari satu menjadi dua, empat, delapan, enambelas hingga
kelipatannya dalam menjangkiti semua orang.
Di
sebelahnya, para Pandawa menatap cemas menyaksikan ribuan manusia menjadi
korban keganasan mahluk tak kasat mata itu.
"Kini
saatnya kau maju ke Medan peperangan, wahai adikku Yudhistira. Tak ada yg dpt
menandingi kakek Nakula dan Sadewa itu kecuali dirimu. Lihatlah perbuatannya yg
begitu kejam membantai orang-orang tanpa belas kasihan lagi," kata Krisna.
Yudhistira
yg berdiri di sebelahnya terhenyak ketika namanya disebut.
"Mengapa
harus aku yg maju, kangmas Kresna?" tanya Yudhistira.
"Apa
yg kau lihat itu, hai adikku?" Kresna balik bertanya.
"Aku
melihat berjuta-juta mahluk berupa raksasa kerdil sedang menyerang banyak
prajurit. Tidak hanya dari pasukan kita saja yg diserang, tapi pasukan Kurawa
pun turut diserbunya. Aneh!," jawab Yudistira.
"Itulah
kedasyatan Candrabirawa. Prabu Salya dulu mendapatkannya dari Resi Bagaspati,
mertuanya, dan mertuanya itu memperolehnya dari wejangan arwah Sukrasana saat
dia bertapa. Hanya manusia yg berjiwa tenanglah yg sanggup menghentikan. Majulah,
hadapi kakekmu itu tanpa harus melawan. Turuti apa yg dikehendakinya. Bawalah
panahku ini jika beliau memang menghendakinya," kata Krisna.
Yudhistira
menerima sebuah panah bermata cahaya dari tangannya, lalu maju ke tengah
kecamuk perang yg mengerikan dan aneh itu.
Dada
Prabu Salya bergetar ketika Yudhistira maju dihadapannya dalam jarak beberapa
puluh meter dalam sikap menyebah sebagai tanda bakti & hormat.
"Mengapa
yg maju justru engkau, hai anakku Yudhistira? Aku menginginkan yg melawanku
adalah adikmu si Bima yg gagah perkasa atau Arjuna yg pandai dlm hal
memanah," kata Salya.
"Aku
datang menghadap hanya minta tolong untuk menghentikan penyakit yg kau tebarkan
itu, kek. Aku tak tega menyaksikan ribuan orang yg menjadi korban keganasannya.
Kalau kau tak mau, segera bunuhlah aku daripada orang yg tak berdosa itu
terbunuh. Jika aku mati, maka pihak Pandawa kalah. Itu sudah cukup," jawab
Yudhistira.
"Oh,
Yudhistira. Tidak semudah itu dalam peperangan ini. Jika kau ingin mati, maka
panahlah aku dengan senjata di tanganmu itu, biar aku pun akan memanahmu dg
senjataku," kata Prabu Salya.
Maka,
dengan setengah hati Yudhistira menyanggupi tantangannya.
Senjata
Cakra Baswara pemberian Kresna dilesatkan tanpa semangat, pun tak ditujukan ke
arah lawannya melainkan hanya menghadap ke bawah. Matanya terpejam ketika
senjata itu melesat lemah dari gandewa di tangannya.
Ajaib,
panah itu justru melesat secepat kilat ketika terantuk tanah dan menghujam
tepat di dada prabu Salya yg meremehkan
semangat perang Yudhistira si lelaki lemah lembut itu. Terdengar suara
menggelegar dan seketika dia tersungkur tewas.
Pasukan
manusia kerdil tak kasat mata yg sedang menyerang semua orang itu menjadi
terkejut dan menghentikan perbuatannya. Tampaklah manusia dengan sinar suci
berdiri dengan tenang hingga membuat mereka menjadi lemah dan akhirnya musnah.
Sejak
kematian prabu Salya itu maka berangsur-angsur wabah aneh itu lenyap.
Cuplikan
cerita filosofi nama Cakra Baswara
Sebagai referensi kakak penegak dalam kegiatan Serah terima Jabatan Pengurus Dewan Ambalan :
Ketrampilan Kepramukaan lainnya:
Berikut Link yang mungkin juga berguna untuk kakak Pembina Pasukan Penggalang :
Kunjungi Perpustakaan Pramuka (khusus buku Kepramukaan) di Kwarcab Kota Semarang. Jl Prof Hamka 234 komplek Kecamatan Ngaliyan. Setiap hari selasa pukul 15.00-17.00 WIB atau Hub kak Awang Wisnuaji Hub 085 743 109 113 ( hanya SMS atau WA, tidak menerima telp)
Klik Juga
Berikut Link yang mungkin juga berguna untuk kakak Pembina Pasukan Penggalang :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar